Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Mei 2013

Kelak Datang Saat Itu

hingga lonceng kapel berdengung teriak
jam pada dinding tak henti berdetak
pagi datang angkat kepala aku tegak 

Kudapati tertidur dirimu lelap
dalam mimpi yang kini tak senyap
karena malam tak lagi gelap
disampingku kau terpejam lelap

Lalu aku bilang...
sudah pagi sayang
mari bangun dan sembahyang
kitakan melangkah menyusur siang

Indah matamu mengerjap merekah
hadirkan senyum pada bibir merah
kau bilang dalam desah
hidup pada kita hanya indah

Ku tau saat itu pasti datang
entah kapan, kelak atau besok

Kamis, 28 Maret 2013

Kerinduan Pada-Mu


Oleh: Ade Kurnia Mustafa



Kuakui...
Selama ini dimensi keindahan
Telah kuwakilkan kepada bunga,
Ektase kedamaian
Kuserahkan putih untuk gambaran,
Kini tak lagi memuaskan...

Tapi cinta kepada-Mu
Menyimpan kedamaian yang pernah tercipta,
Kerinduan hati dan jiwa pada-Mu
Kutata rapi sebagai keindahan yang tertinggi

Pada puncak mahabatullah

Kepada Kekasih Yang Menghilang


Oleh: Ade Kurnia Mustafa



Begini...,
Ku ingin mendengar desah mu
Sekali sehari
Agar ku tau
Kau masih di bumi...

Meski mungkin jauh...
Hanya desah
Dan aku tak resah...

Telpon aku yaaaa....


Kelak Datang Saat Itu


Oleh: Ade Kurnia Mustafa

Sejak adzan shubuh mengalun menyentak
hingga lonceng kapel berdengung teriak
jam pada dinding tak henti berdetak
pagi datang angkat kepala aku tegak 

Kudapati tertidur dirimu lelap
dalam mimpi yang kini tak senyap
karena malam tak lagi gelap
disampingku kau terpejam lelap

Lalu aku bilang...
sudah pagi sayang
mari bangun dan sembahyang
kitakan melangkah menyusur siang

Indah matamu mengerjap merekah
hadirkan senyum pada bibir merah
kau bilang dalam desah
hidup pada kita hanya indah

Ku tau...
saat itu pasti datang
entah kapan

kelak... atau besok

Kau


Oleh: Ade Kurnia Mustafa

Mereka mungkin bilang kau lucu
Atas sikap mu yang lugu
Pernahkah mereka tau
Atau mau tau

Bagiku kaulah sinar
Bahkan malam tetap menawan
Meski bintang dan bulan
Bercanda di balik awan

Bagiku kaulah lagu
Bahkan kuil nan sepi tetap semarak
Meski dawai gitar tak terpetik

Dan biola penuh jentik

Bunga Cinta Kepada-Nya


Bukalah kelopak cinta ini dengan asma-Nya
Melirik sari bunga maha cinta
Sebarkan semerbak wewangian kasih
Teruntuk Sang Khaliqul Alam
Meronakan warna indah kerinduanku
Kepada-Mu, duhai Allah...
 
Rangkaian do’a terjalin
Antara susunan sepuluh jari
Bersimpuh tunduk jiwa dan raga yang lemah
Terimalah bunga cinta bening
Dari sekeping hatiku ini
Persembahan ke haribaan pangkuan-Mu
Maha Indah bagi segenap alam
Cinta yang abadi dan hakiki...

Rabu, 27 Maret 2013

Puisi Sebatang Akar

Aku adalah akar.....
Aku tak punya mahkota mewah layaknya bunga.
Warnakupun tak menarik untuk disanjung dan dipuja, serta aroma tubuhku tak pernah sewangi sang bunga yg sanggup memikat lebah, kumbang, burung kecil pengisap madu, bahkan manusia.

Aku memang bukan bunga...
Aku bukan bunga yg dapat meliuk gemulai seiring dg terpaan angin, lepaskan segenggam penat jagad nan padat.
Aku bukan bunga yg kerap jd inspirasi bagi para penggum seni.Aku juga bukan daun, yg tak kalah unik dr bunga, bentuk dan warna khasnya sering pula menjadi incaran.

Aku bukan daun yg melengkapi penampilan tarian bunga, mewakili sang bunga untk menghias batang2 pohon, dan pesona rimbunnya sanggup melepas lelah sang pengembara.

Aku adlh akar !
Aku tertimbun dibawah tanah, dan diatas sana ribuan kaki menginjakku tanpa tanpa sopan santun.
Jangankan untuk memuji rupaku, melirik saja tdk.
Aku memang tak kelihatan.
Bahkan kadang, wkt seprtinya terlalu sempit untk sekedar menganggapku ada. Aku nyaris terlupakan.

Aku memang hanya akar.
Ya, aku akar !
Tubuhku terdiri atas bulu2 halus detektor yg mendeteksi keberadaan air dan zat hara.
Juga pembuluh2 yg bertugas mengantar zat hara, untuk kemudian dimasak pd klorofil daun dlm proses fotosintesis, lantas hasil masakanya kelak diedarkan keseluruh organ tubuh, hingga sang pohon dpt bertahan hidup.

Aku akar..........
Aku tak perlu menjadi daun ataupun bunga, karena aku adalah akar !
Meski karena kumbang dan kupu2 itu tak pernah menghampiriku. Tak pula pernah kudengar sekelumit pujian untukku.
Tapi aku puas jadi akar.
Karena aku adalah akar yg selalu mencari air untk daun dan bunga.

Bahkan air untuk kelanggengan usia sang pohon.
Bukan hanya air setetes, melainkan ku ingin sedanau, bahkan sesamudra raya.
Setiap hari kujalani tugas mulia ini dg tulus.
Semoga selalu ada kabar gembira bagi daun dan bunga, sehingga bisa kutitipkan senyum bahagiaku untk awan putih dan langit tinggi.
Sampaikanlah salam manis buat semilir sejuk dan kupu2 cantik itu, dariku: Akar